PENGKILAPAN DAN PEMOLESAN (POLISHING)
1. Pengertian Pemolesan (Polishing)
Istilah polishing dalam konteks ini adalah suatu proses pada pengecatan ulang pada sebagian fender sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat. Dibandingkan dengan permukaan asli, permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda dalam hal kilapan ata tekstur-nya. Tergantung pada kondisi dimana pekerjaan dilakukan, cacat misalnya bintik (seeds) atau meleleh (runs) dapat pula terjadi. Demikian pula tergantung pada teknik pengecatan yang digunakan, permukaan yang dicat dapat terlihat tidak rata.
Oleh sebab itu apabila ada perbedaan diantara permukaan yang dicat kembali dengan permukaan aslinya, maka permukaan yang dicat kembali harus digosok (sanded) sehingga akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu dengan permukaan yang tidak dicat kembali. Proses inilah yang disebut polishing.
2. Mekanisme
Apabila tekstur dari permukaan yang dicat kembali setelah pengecatan dan pengeringan berbeda dengan permukaan asli coat, maka tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang tampak setelah pengecatan dan pengeringan) pada permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat.
Tipe permukaan yang dicat kembali, yang memerlukan polishing :
1. Perbedaan tekstur diantara permukaan yang dicat kembali pada permukaan aslinya.
2. Timbul bintik pada permukaan cat karena menempelnya debu dan kotoran
3. Cat Meleleh
4. Sedikit buram karena penguapan solvent atau thinner selama proses pengeringan
(drying) setelah shanding
3. Peralatan Untuk Polishing
a. Whetstone
Digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya, yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel).
b. Amplas (sandpaper)
Digunakan untuk mengatur textur atau untuk menghilangkan bintik (seed) dan lelehan (runs). Tingkat kekasaran dari #1200 hingga 2000 dipakai secara luas.
c. Buffing compoud
Adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing compounds kasar dan halus.
d. Buffers
Adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Buffers diklasifikasi menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus. Kasar digunakan untuk menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk menyesuaikan texture. Buffer kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound. Sedangkan buffer halus digunakan terutama dengan buffing compound yang efek abrasinya lebih kecil, misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau menghilangkan tanda pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer ataupun buffing compound).
e. Polisher
Adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan dengan efisien, polisher digunakan untuk memutar buffer. Dari dua tipe yang tersedia, yaitu tipe elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal polisher lebih banyak digunakan.
f. Kain lap flanel
Adalah kain lap yang halus yang digunakan untuk area polesan tangan, yang terlampau kecil bila menggunakan polisher. Menggunakan kain yang relatif lebih keras, seperti handuk tangan adalah tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan goresan pada permukaan cat.
g. Buff cleaner
Buff cleaner untuk membersihkan buff. Digunakan dengan daya putar polisher, compound yang melekat pada buff akan terlepas.
Istilah polishing dalam konteks ini adalah suatu proses pada pengecatan ulang pada sebagian fender sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat. Dibandingkan dengan permukaan asli, permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda dalam hal kilapan ata tekstur-nya. Tergantung pada kondisi dimana pekerjaan dilakukan, cacat misalnya bintik (seeds) atau meleleh (runs) dapat pula terjadi. Demikian pula tergantung pada teknik pengecatan yang digunakan, permukaan yang dicat dapat terlihat tidak rata.
Oleh sebab itu apabila ada perbedaan diantara permukaan yang dicat kembali dengan permukaan aslinya, maka permukaan yang dicat kembali harus digosok (sanded) sehingga akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu dengan permukaan yang tidak dicat kembali. Proses inilah yang disebut polishing.
2. Mekanisme
Apabila tekstur dari permukaan yang dicat kembali setelah pengecatan dan pengeringan berbeda dengan permukaan asli coat, maka tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang tampak setelah pengecatan dan pengeringan) pada permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat.
Tipe permukaan yang dicat kembali, yang memerlukan polishing :
1. Perbedaan tekstur diantara permukaan yang dicat kembali pada permukaan aslinya.
2. Timbul bintik pada permukaan cat karena menempelnya debu dan kotoran
3. Cat Meleleh
4. Sedikit buram karena penguapan solvent atau thinner selama proses pengeringan
(drying) setelah shanding
3. Peralatan Untuk Polishing
a. Whetstone
Digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya, yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel).
b. Amplas (sandpaper)
Digunakan untuk mengatur textur atau untuk menghilangkan bintik (seed) dan lelehan (runs). Tingkat kekasaran dari #1200 hingga 2000 dipakai secara luas.
c. Buffing compoud
Adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing compounds kasar dan halus.
d. Buffers
Adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Buffers diklasifikasi menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus. Kasar digunakan untuk menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk menyesuaikan texture. Buffer kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound. Sedangkan buffer halus digunakan terutama dengan buffing compound yang efek abrasinya lebih kecil, misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau menghilangkan tanda pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer ataupun buffing compound).
e. Polisher
Adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan dengan efisien, polisher digunakan untuk memutar buffer. Dari dua tipe yang tersedia, yaitu tipe elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal polisher lebih banyak digunakan.
f. Kain lap flanel
Adalah kain lap yang halus yang digunakan untuk area polesan tangan, yang terlampau kecil bila menggunakan polisher. Menggunakan kain yang relatif lebih keras, seperti handuk tangan adalah tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan goresan pada permukaan cat.
g. Buff cleaner
Buff cleaner untuk membersihkan buff. Digunakan dengan daya putar polisher, compound yang melekat pada buff akan terlepas.
Minggu, 04 April 2010
Spektrum Teknik Otomotif
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF
KOMPETENSI KEAHLIAN :
1. TEKNIK KENDARAAN RINGAN (020)
2. TEKNIK SEPEDA MOTOR (021)
3. TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF (022)
4. TEKNIK ALAT BERAT (023)
5. TEKNIK OTOTRONIK (024)
Selengkapnya klik disini
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF
KOMPETENSI KEAHLIAN :
1. TEKNIK KENDARAAN RINGAN (020)
2. TEKNIK SEPEDA MOTOR (021)
3. TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF (022)
4. TEKNIK ALAT BERAT (023)
5. TEKNIK OTOTRONIK (024)
Selengkapnya klik disini
MOBIL NASIONAL KARYA ANAK "SMK"
Berita terbaru yang menurut saya sangat dahsyat ini memang perlu di ekspose, disaat bangsa sedang dilanda pertarungan politik yang semakin memanas ini malah muncul kreasi dari hasil teknologi otomotif anak SMK yaitu MOBNAS/mobil nasional buatan anak bangsa. Mobil nasional buatan anak SMK ini diberi nama “Esemka” yang dibangun oleh siswa-siswa dari 5 SMK yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wow betapa luar biasa, kemana selama ini mahasiswa teknik mesin, teknik otomotif berada kenapa melah dari SMK bisa melahirkan MOBNAS?
Hal ini Sebenarnya membuktikan bahwa Indonesia mampu untuk memunculkan kembali industri Mobil nasional seperti dulu yang pernah di coba seperti TIMOR. Hasil mobil nasional Esemka ini diharapkan akan mampu meramaikan kembali industri MOBNAS.
Apalagi siswa SMK ini menunjukkan keahlian mereka dengan mengerjakan sebuah mobil mulai dari desain sampai prototipe hanya dalam waktu singkat yakni hanya 3 bulan saja. Esemka saat ini memiliki 5 model prototipe hasil karya anak bangsa, model-model itu meliputi SUV, pick up double cabin, sedan, pick up single cabin serta van.
Siswa-siswa SMK ini mengerjakan kelima mobil tersebut mulai dari development desain hingga pembuatan bodi dan berbagai komponennya. Hasil pengerjaan siswa SMK ini pun terbilang sangat halus bahkan dapat disandingkan dengan hasil rakitan pabrik. Padahal mereka mengerjakan semuanya hanya secara hand made dengan alat seadanya.
Meskipun belum akan diproduksi secara massal, namun pihak Esemka sudah menargetkan harga jual mobil ini pada kisaran Rp 80 juta. Dengan target segmentasi adalah SMK-SMK yang bisa menjadikan mobil nasional ini sebagai bahan riset dan edukasi untuk pengembangan kedepannya.
“Kita akan jual pada kisaran Rp 80 juta,” ujar Staf Direktorat Pembinaan SMK, Herdiana, ketika ditemui detikOto, beberapa waktu lalu.
Meskipun secara prototipe yang ada saat ini, lanjut Herdiana, 1 unit memakan biaya sampai Rp 100 juta-175 juta.
“Itu kan prototipe, namun kalau diproduksi massal, harga jual bisa turun,” ujar Herdiana.
Teknologi MOBNAS Esemka ini benar-benar diharapkan bisa memberikan angin segar bagi para konsumen Indonesia yang selama ini sudah terkungkung dengan mobil-mobil produksi Jepang dan Eropa. Hal ini akan menunjukkan bahwa Indonesia juga mampu bersaing dalam industri Mobil dan otomotif dimata dunia.
Pada saat ini perwakilan dari beberapa SMK di Jawa sedang melakukan training di PT. AUTOCAR INDUSTRI KOMPONEN. Materi dari training itu sendiri terdiri dari, Teknologi Engine dan Mobil, Perancangan/ Design, Pembentukan, Pengecoran, Pemesinan dan Assembling
Hal ini Sebenarnya membuktikan bahwa Indonesia mampu untuk memunculkan kembali industri Mobil nasional seperti dulu yang pernah di coba seperti TIMOR. Hasil mobil nasional Esemka ini diharapkan akan mampu meramaikan kembali industri MOBNAS.
Apalagi siswa SMK ini menunjukkan keahlian mereka dengan mengerjakan sebuah mobil mulai dari desain sampai prototipe hanya dalam waktu singkat yakni hanya 3 bulan saja. Esemka saat ini memiliki 5 model prototipe hasil karya anak bangsa, model-model itu meliputi SUV, pick up double cabin, sedan, pick up single cabin serta van.
Siswa-siswa SMK ini mengerjakan kelima mobil tersebut mulai dari development desain hingga pembuatan bodi dan berbagai komponennya. Hasil pengerjaan siswa SMK ini pun terbilang sangat halus bahkan dapat disandingkan dengan hasil rakitan pabrik. Padahal mereka mengerjakan semuanya hanya secara hand made dengan alat seadanya.
Meskipun belum akan diproduksi secara massal, namun pihak Esemka sudah menargetkan harga jual mobil ini pada kisaran Rp 80 juta. Dengan target segmentasi adalah SMK-SMK yang bisa menjadikan mobil nasional ini sebagai bahan riset dan edukasi untuk pengembangan kedepannya.
“Kita akan jual pada kisaran Rp 80 juta,” ujar Staf Direktorat Pembinaan SMK, Herdiana, ketika ditemui detikOto, beberapa waktu lalu.
Meskipun secara prototipe yang ada saat ini, lanjut Herdiana, 1 unit memakan biaya sampai Rp 100 juta-175 juta.
“Itu kan prototipe, namun kalau diproduksi massal, harga jual bisa turun,” ujar Herdiana.
Teknologi MOBNAS Esemka ini benar-benar diharapkan bisa memberikan angin segar bagi para konsumen Indonesia yang selama ini sudah terkungkung dengan mobil-mobil produksi Jepang dan Eropa. Hal ini akan menunjukkan bahwa Indonesia juga mampu bersaing dalam industri Mobil dan otomotif dimata dunia.
Pada saat ini perwakilan dari beberapa SMK di Jawa sedang melakukan training di PT. AUTOCAR INDUSTRI KOMPONEN. Materi dari training itu sendiri terdiri dari, Teknologi Engine dan Mobil, Perancangan/ Design, Pembentukan, Pengecoran, Pemesinan dan Assembling
Tamatan SMK Bisa Ciptakan Peluang Kerja
Tamatan SMK mampu menciptakan lapangan usaha dan menjadi tenaga kerja profesional di bidangnya karena terbukti mampu memproduksi barang dan jasa dengan teknologi tinggi.
"Di arena pameran karya SMK 2009, kita bisa melihat bukti bagaimana siswa SMK di berbagai daerah mampu memproduksi bahkan memasarkan sendiri pula hasil rakitannya," ungkapnya seusai membuka pameran dan Lomba Kompetensi Siswa [LKS] SMK di Arena Pekan Raya Jakarta pada Kamis malam.
Proses pembelajaran termasuk semangat kewirausahaan (entrepreneurship) yang ditanamkan selama dalam pendidikan membuat pihaknya optimistis, siswa SMK kelak mampu menjadi pengusaha handal seperti yang dibuktikan tamatan SMK lainnya yang kini memiliki usaha berteknologi tinggi seperti PT NEC Mitra Persada maupun PT Shigata Tool Indonesia.
"Para pemilik perusahaan itu semuanya adalah tamatan SMK yang kini telah bermitra dengan sejumlah SMK negeri di berbagai kota dan menjadikan SMK sebagai teaching factory yang memproduksi berbagai produk bernilai tinggi pula," katanya.
Mendiknas mengatakan LKS SMK merupakan salah satu instrumen untuk pencitraan dari pencapaian peningkatan akses, serta pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan melalui SMK. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha dan menciptakan kerja sama yang lebih erat antara SMK dan mitra industri.
"Kami percaya tujuan tersebut dapat tercapai karena semua stakeholder telah mendukung dan mengambil peran sesuai tugas dan fungsinya masing-masing."
Mendiknas pada kesempatan peninjauan pameran tertarik untuk menikmati sejenak kenyamanan mobil pick up extra cabin dari SMKN 1 Singosari Malang. Sejumlah mobil rakitan dari SMKN lainnya juga dipamerkan seperti protipe minibus, van, sedan SUV. Mendiknas yang didampingi istri, Retno Sunarminingsih, aktif bertanya pada guru pembimbing dan Dirjen Pembinaan SMK Depdiknas Joko Sutrisno yang memandunya tur di arena pameran.
Dalam peninjauan itu selain mencermati dengan seksama karya otomotif siswa SMK seperti mobil dan motor, dia juga kagum dengan Computer Numeric Control (CNC) hasil rakitan siswa SMK yang bermitra dengan PT Shigata Tool Indonesia yang menggandeng Headman, produsen CNC asal China untuk memproduksi berbagai jenis CNC bermerek SMK Headman.
Darwin Gao, Sales manager international Sales Dept Headman, dalam obrolannya bersama istri Mendiknas mengatakan mesin pintar ini bisa membuat beragam suku cadang dan membuat beragam mesin induk pula untuk memenuhi pasar umum yang kualitasnya tidak kalah dengan mesin bertekhnologi Jerman dan China sendiri.
"Kami bersikap terbuka jadi tidak ada masalah untuk menjalin kerjasama dengan Shigata Tool Indonesia maupun dengan SMK untuk alih tekhnologi, apalagi pasarnya terbuka luas," kata Darwin.
Ketrampilan siswa SMK bukan hanya menguasai tekhnologi tinggi di bidang komputer dan otomotif tetapi juga dalam hal manufaktur lainnya seperti membuat peralatan rumah sakit terutama tempat tidur, filling cabinet dan peralatan kantor lainnya serta pembuatan mesin.
Langganan: Entri (Atom)
SELAMAT DATANG
SESUATU MENGENAI PERBAIKAN BODI OTOMOTIF
sumber:http://putu-warok.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar